Al-qur’an Terkecil
Al-Qur’an terkecil di dunia tersebut dikerjakan oleh professor ahli permata yang juga seorang kaligrafer terkenal Iran selama dua tahun, dengan menggunakan tinta bersepuh emas. Disebutkan al-Qur’an terkecil di dunia tersebut akan dipamerkan selama 10 hari sejak tanggal 23 Mei sampai tanggal 3 Juni 2013.
Al Quran terberat ada di Indonesia. Tepatnya di Pondok Pesantren Al-Shiryyah Nurul Iman, di Kampung Waru, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kitab suci umat islam ini terbuat dari alumunium dengan berat 1,2 ton. Al Quran terberat ini dibuat oleh pendiri Ponpes Al-Shiryyah, Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abu Bakar bin Salim, bersama delapan temannya yang hafal Al Quran. Kitab suci tersebut dibuat di daerah Bintaro, Tangerang Selatan dan memakan waktu sampai 5 tahun, yaitu sejak 1985 sampai 1990. Biaya yang dikeluarkan untuk membuatnya mencapai Rp500 juta.
Ayat-ayat suci di dalam Al Quran itu ditulis dengan cat khusus dengan kualitas tinggi dan tahan hingga ratusan tahun. Al Quran berwarna hijau, terdiri dari 270 lempeng alumunium dengan ukuran 1,2 meter x 1,5 meter dengan ketebalan 3 milimeter. Saat proses pembuatan, seluruh ulama pembuatnya melaksanakan ibadah puasa penuh selama 5 tahun dan suci berwudhu. Al-Qur’an terberat di dunia ini masih berujud lembaran-lembaran dan tersimpan rapih dalam ruangan perpustakaan Ponpes Al-Shiryyah Nurul Iman dan akan dijaga oleh santri-santrinya yang berjumlah 18 ribu orang. Al-Qur’an terberat di dunia ini terdiri dari 30 juz, 114 ayat dan 6666 ayat. “Sebenarnya, Al-Qur’an ini sama seperti umumnya, hanya saja plat alumunium dan berukuran raksasa,” papar sang Habib Saggaf. Sejumlah pejabat tinggi negeri ini banyak yang menawarkan diri untuk memiliki Al Quran tersebut. Salah satunya adalah almarhum Presiden RI KH. Abburrahman Wahid atau Gus Dur.
Al-qur’an Tertua Di Indonesia
Al-Quran tertua di Asia berasal dari Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) milik Kesultanan Ternate. Al-Quran kuno ini dibawa ke Alor Besar pada 1519 M oleh Iang Gogo yang merantau bersama keempat saudaranya dengan misi penyebaran Agama Islam hingga ke Alor. Saat itu, Al-Quran ini dibawa pada masa Kesultanan Babullah lima bersaudara berlayar dari Ternate dengan menggunakan perahu layar yang menurut riwayat bernama Tuma Ninah, yang berarti “Berhenti/Singgah Sebentar”. Al-Quran ini tersimpan di rumah pondok sekitar tahun 1982. Ada cerita unik sehubungan dengan Al Qur’an ini, saat itu terjadi kebakaran besar yang melanda rumahpondok tempat menyimpan kitab tua ini yang menghanguskan seluruh bandan dan isi rumah termasuk semua benda-benda peninggalan Ia Gogo yang dibawa dari Ternate. Tetapi anehnya, Al-Quran tertua ini tidak terbakar dan hingga saat ini masih tetap terawat dan utuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar